Desa Wisata Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Bangli, Bali. Desa Wisata Penglipuran sangat menjaga budaya tradisionalnya yang diturunkan leluhur dilihat dari tata ruangnya dan sistem adat atau awig-awig. Salah satu sistem adat yang diterapkan di Desa Wisata Penglipuran untuk menjaga budayanya adalah konsep Tri Hita Karana, yaitu konsep dalam Agama Hindu yang mengatur tentang keharmonisan terkhusus pada penelitian ini mengenai hubungan sesama manusia. Desa Wisata Penglipuran telah diapresiasi dengan dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia mewakili Indonesia pada tahun 2016 dan telah mengimplementasikan Tri Hita Karana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian terkait implementasi konsep Tri Hita Karana (Pawongan) yang diterapkan dilihat dari komunikasi kelompok dalam Sekaa Gong dengan berdasar pada elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif serta didukung dengan paradigma konstruktivistik. Data yang diperoleh dalam penelitian didapatkan melalui observasi langsung, wawancara dengan informan kunci, serta dokumentasi. Hasil yang diperoleh peneliti adalah elemen dan fungsi dari komunikasi kelompok dapat di implementasikan dengan baik dalam Sekaa Gong melalui konsep Tri Hita Karana (Pawongan). Konsep Pawongan tergambarkan dari seluruh elemen dalam komunikasi kelompok, yaitu interaksi, waktu, ukuran atau jumlah partisipan dan tujuan, serta tergambarkan dari seluruh fungsi dalam komunikasi kelompok, yaitu hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah, dan terapi.
Kata Kunci: Elemen Komunikasi Kelompok, Fungsi Komunikasi Kelompok, Konsep Tri Hita Karana (Pawongan)