Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa dan Nasional. Dengan kinerja perekonomian DKI Jakarta yang relatif cukup baik, memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta yang ditandai dengan kondisi kemiskinan yang dapat diperbaiki, diimbangi oleh meningkatnya pendapatan masyarakat yang menjadi faktor pendorong membaiknya kondisi kesejahteraan masyarakat di DKI Jakarta. Akan tetapi, dengan meningkatnya pendapatan masyarakat DKI Jakarta, menyebabkan gaya hidup masyarakat tersebut cenderung konsumtif. Gaya hidup konsumtif yang tidak diimbangi oleh financial literacy dapat mengakibatkan berbagai efek negatif dan salah satunya adalah stres keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara financial literacy dan financial distress pada dewasa muda di Provinsi DKI Jakarta. Metode penelitian menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada dewasa muda di Provinsi DKI Jakarta. Populasi dari penelitian ini sebanyak 1.750.102 orang dan sampel terpilih sebanyak 400 orang melalui purposive sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala ordinal dan untuk variabel financial distress menggunakan skala The InCharge Financial Distress/Financial Well-being (IFDFW) untuk variabel financial distress. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi parametik pearson product moment.Berdasarkan hasil yang diperoleh, tingkat financial literacy pada dewasa muda di Provinsi DKI Jakarta tinggi dan tingkat financial distress pada dewasa muda di Provinsi DKI Jakarta sedang. Selain itu, penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan kuat antara financial literacy dan financial distress pada dewasa muda di Provinsi DKI Jakarta.
Kata Kunci: Financial Literacy, Financial Attitude, Financial Behavior, Financial Knowledge, Financial Distress, DKI Jakarta.