Perkembangan era digitalisasi yang sangat pesat memunculkan tantangan bagi para pemain di industri telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan menyediakan layanan dengan kecepatan tinggi dan jangkauan yang luas. Industri telekomunikasi di negara-negara Asia bagian Timur dan Tenggara masih menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang positif dari sisi pendapatan rata-rata 2,3% dan pertumbuhan jumlah pelanggan rata-rata 4,1 % per tahun. Tetapi hal ini tidak diimbangi dengan EBITDA margin yang justru mengalami penurunan dengan laju sebesar -1,12% selama kurun waktu tahun 2013-2017.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui, menganalisa dan membandingkan nilai efisiensi dari 25 perusahaan telekomunikasi di Asia bagian Timur dan Tenggara yang termasuk dalam list the most 300 valuable brands pada tahun 2018 pada periode pengamatan 2013-2017.
Metode yang digunakan untuk menghitung nilai efisiensi perusahaan dalam penelitian ini adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Dengan menentukan variabel-variabel input output berdasarkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, kemudian nilai variabel yang diperoleh dari laporan keuangan asing-masing perusahaan diolah lalu diproses dalam perangkat lunak MaxDEA-7 untuk mendapatkan nilai efisiensi perusahaan.
Untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara variabel input output dengan nilai efisiensi, maka dilakukan analisa korelasi untuk menghasilkan nilai koefisien korelasi diantara mereka. Hasil nilai efisiensi dan nilai koefisien korelasi kemudian dibandingkan antar setiap perusahaan dan per setiap kelompok negara, untuk mengetahui perusahaan dan negara mana yang paling efisien dan variabel yang paling kuat berpengaruh terhadap nilai efisiensi.
Dari analisa hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan telekomunikasi PT. NTT (Jepang) adalah perusahaan yang memiliki nilai efisiensi tertinggi dan paling dipengaruhi oleh variabel capex, revenue dan subscriber, sedangkan PT. FarEasTone (Taiwan) memiliki nilai efisiensi terendah dan paling dikontribusi oleh variabel capex dan subscriber. Dan dari 10 negara di Asia bagian Timur dan Tenggara yang diteliti dalam kurun waktu 5 tahun berturut-turut, secara rata-rata perusahaan telekomunikasi di Jepang memiliki nilai efisiensi tertinggi dengan variabel yang paling berpengaruh adalah capex, revenue dan subscriber, dan secara rata-rata Singapura memiliki nilai efisiensi terendah dengan variabel yang paling berpengaruh adalah opex, personal expense dan total asset.