Komunikasi Device-to-Device (D2D) telah diusulkan di Long Term Evolution (LTE) sebagai solusi penting untuk meningkatkan throughput jaringan dan men- gurangi beban lalu lintas di core network. D2D merupakan teknik yang menjan- jikan untuk menyediakan layanan wireless peer-to-peer dan meningkatkan peman- faatan spektrum dalam jaringan LTE-Advanced. Namun, transmisi sinyal pengguna seluler dapat menyebabkan interferensi pada komunikasi D2D ketika komunikasi D2D menggunakan resource yang sama dengan pengguna seluler.
Tugas Akhir ini melakukan manajemen interferensi dengan cara meminimalkan interferensi yang disebabkan oleh sinyal seluler kepada D2D receiver menggu- nakan algoritma Two-Phase Auction-based Fair and Interference Resource Allo- cation (TAFIRA). Algoritma TAFIRA digunakan untuk meminimalkan interfer- ensi, baik pada evolved Node B (eNB) dan pada penerima pasangan komunikasi D2D sambil tetap mempertahankan target sistem sum rate dan memastikan alokasi sumber daya yang adil di antara pasangan komunikasi D2D. Penggunaan teknologi manajemen interferensi saat ini menggunakan parameter yang berbeda, sehingga tidak diketahui teknologi apa yang lebih baik untuk memanajemen interferensi. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini membandingkan algoritma TAFIRA dengan algo- ritma lain yaitu algoritma Minimum Interference dan algoritma Random Allocation untuk membahas masalah interferensi dengan parameter yang sama.
Tugas Akhir ini mengkonfirmasi bahwa algoritma TAFIRA dapat memperoleh target system sum rate yang lebih baik dibandingkan dengan kedua algoritma lain- nya. Algoritma TAFIRA menimbulkan sedikit peningkatan interferensi pada eNB dan D2D receiver. Tugas Akhir ini juga mengkonfirmasi bahwa, algoritma TAFIRA adalah solusi yang efisien untuk memanajemen interferensi.