Ada sekian banyak sejarah nusantara yang belum dituliskan. Bagi seorang pejalan, menemukan artefak peninggalan manusia di masa lalu bak mendapatkan emas di belantara lumpur dan semak belukar. Barangkali itu yang terlintas di benak Diella Dachlan dan Bimo Tedjokusumo. Siapa sangka, dari kegemarannya melakukan perjalanan, dua sahabat ini berhasil menelusuri makam tentara Jerman di kaki Gunung Pangrango, jejak kebudayaan tua di seputar Gunung Salak, jejak kerajaan tua di seputar Jakarta, Bogor hingga karawang.
Melalui buku “Jejak” ini, mereka menarasikan apa saja yang berhasil ditemui di seputaran Jabodetabek. Ternyata, jejak peradaban masa lampau banyak ditemui di sela-sela tempat wisata yang selama ini tersembunyi—atau malah terabaikan keberadaannya. Tak pelak juga berada di antara perkampungan, semak-semak hutan hingga yang rata bersama bangunan yang baru didirikan.
Buku karya Diella Dachlan dan Bimo Tedjokusumo ini jauh dari kesan “piknik hore” yang begitu mewabah. Sebaliknya, membaca buku ini, kita seakan diajak bertualang ke masa silam, sambil ditemani segudang data serta referensi yang begitu sarat.