Saat menonton film horor, tubuh memberikan respon berupa rasa takut. Rasa
takut tersebut dapat mengakibatkan naik turunnya aktivitas otak yang menghasilkan
sinyal otak dengan karakteristik tertentu. Aktivitas saat menghasilkan sinyal otak
tersebut dapat terekam dengan menggunakan alat Electroencephalogram.
Berdasarkan rentang frekuensinya, sinyal otak dibagi menjadi 5 yaitu delta, theta,
alpha, beta, dan gamma.
Pada tugas akhir ini dirancang sebuah sistem untuk membandingkan pola
sinyal kondisi normal, mulai takut, dan sangat takut berdasarkan pola sinyal delta
dan theta ketika seseorang diberikan stimulus berupa potongan film horor serta
mengklasifikasi kondisi. Ekstraksi ciri yang digunakan yaitu Discrete Wavelet
Transform (DWT) dan klasifikasi yang digunakan yaitu K-Nearest Neighbor
(KNN).
Hasil perbandingan pola sinyal kondisi normal dan takut menunjukkan
bahwa untuk sinyal delta pada kedua kondisi tersebut memiliki frekuensi kerja yang
sama pada semua kanal, sedangkan untuk sinyal theta pada kedua kondisi tersebut
memiliki frekuensi kerja yang berbeda dan perbedaan terbesar berada pada kanal
PZ. Hasil pengujian menunjukkan akurasi tertinggi sinyal delta berada pada kanal
AF3 dan PZ dengan akurasi sebesar 61.11% dan sinyal theta berada pada kanal T7
dan PZ dengan akurasi sebesar 55.56%.
Kata kunci: EEG, DWT, K-NN, film horor