ABSTRAK
Konflik antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai agency cost (biaya keagenan), yaitu biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi adanya konflik kepentingan ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meminimalkan agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham manajemen dalam perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan agency cost antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial pada sektor manufaktur di bursa efek indonesia. Agency cost dalam penelitian ini diproksikan dengan tingkat perputaran aktiva, rasio beban operasi, arus kas bebas dan tingkat pengembalian atas ekuitas.
Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian deskriptif verifikatif dan bersifat komparatif. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dengan sampel yang dipilih berdasarkan purposive sampling sebanyak 125 emiten. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder dengan teknik dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan uji beda independent sample t-test.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Tidak terdapat perbedaan secara signifikan agency cost dengan proksi tingkat perputaran aktiva antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial pada sektor manufaktur di BEI, (2) Terdapat perbedaan secara signifikan agency cost dengan proksi rasio beban operasi, arus kas bebas dan tingkat pengembalian atas ekuitas, antara perusahaan dengan kepemilikan manajerial dan tanpa kepemilikan manajerial pada sektor manufaktur di BEI.
Keywords : Agency Cost, Kepemilikan Manajerial, Tingkat perputaran Aktiva, Rasio Beban Operasi, Arus Kas Bebas, Tingkat Pengembalian Atas Ekuitas.