PT Dirgantara Indonesia sebagai salah satu perusahaan besar yang bergerak di bidang manufaktur adalah industri pesawat terbang yang pertama di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Salah satu produk yang diproduksi adalah komponen Aileron CN235 yang merupakan komponen dari sayap pesawat terbang CN235. Pada proses machining aileron terjadi ketidaksesuaian waktu produksi antara standar waktu yang ditetapkan dengan waktu aktual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan urutan pemrosesan job sehingga didapatkan makespan yang paling minimum dengan menggunakan pendekatan algoritma genetika. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah waktu proses (processing time) tiap job masing-masing tiap mesin, waktu set up tiap job di masingmasing mesin dan urutan pekerjaan (routing) masing-masing part number. Pencarian solusi diawali dengan menginisialisasi populasi sejumlah ukuran populasi yang diinputkan. Kemudian mengevaluasi tiap individu dan menghitung nilai fitness dari tiap-tiap individu. Langkah selanjutnya melakukan operasi-operasi algoritma genetika, yaitu pindah silang dan mutasi. Langkah tersebut diulang sampai memenuhi kondisi berhenti, maksimum generasi adalah kondisi berhenti yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil keluaran dari algoritma genetika berupa urutan pengerjaan job yang disesuaikan dengan kriteria makespan yang paling minimum. Penjadwalan existing mempunyai makespan sebesar 205.27 jam, sedangkan solusi yang didapatkan dari pendekatan algoritma genetika dalam penelitian ini menghasilkan makespan sebesar 190.27 jam. Hal ini menunjukkan bahwa penjadwalan yang telah dioptimasi dapat mereduksi makespan sebesar 7.31%.