Pada kondisi saat ini, banyak jalan mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti, cuaca, kondisi tanah, volume kendaraan dan usia ketahanan jalan sejak di bangun. Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat yang menangani kasus ini, harus mampu menentukan sebuah prioritas dalam menentukan jalan yang akan diperbaiki terlebih dahulu. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menentukan urutan jalan rusak yang akan diperbaiki terlebih dahulu. Dengan sistem tersebut Dinas Bina Marga khusunya pada Balai Pengelolaan Jalan Wilayah II Kota Sukabumi dapat mengetahui urutan prioritas jalan yang akan ditangani. Pada penelitian ini metode yang digunakan yaitu Analytical Hierarcy Process (AHP). Metode ini digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan kriteria-kriteria tertentu dalam menentukan bobot terbaik. Perbandingan pasangan dari kriteria kemudian diringkas dalam evaluasi matriks. Hasil terbaik yang diperoleh pada metode ini dipilih lima STA sebagai urutan prioritas utama alternatif jalan yang harus diperbaiki. Kerusakan jalan dengan persentase paling tinggi sebesar 3,4% berada pada Jl. Cibolang - Jl. Pelabuhan II di STA 45 dan STA 48.
Kata Kunci: jalan raya, prioritas, analytical hierarcy process, kriteria tipe kerusakan, kriteria tingkat pelayanan, kriteria volume kendaraan, alternatif sejahtera, alternatif cemerlang, alternatif cibolang.