Film pendek DAMAR mengangkat tentang santri yang tinggal di pondok pesantren salafiyah atau tradisional yang tidak terjamah oleh teknologi informasi dan komunikasi. Kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia termasuk para santri yang mayoritas berusia remaja hingga dewasa awal dengan tujuan untuk mengembangkan minat serta bakat mereka pada bidang lain agar dapat bersaing dengan murid pendidikan formal setelah lulus dari pesantren. Kurangnya kesadaran masyarakat pesantren dengan manfaat dari teknologi informasi dan komunikasi membuat pesantren tertutup akan hal tersebut dan membuat santri menjadi tertinggal. Penggambaran melalui media film mengenai pentingnya teknologi informasi dan komunikasi di pesantren disertai dengan penyutradaraan yang sesuai menjadi tujuan dari perancangan agar pesan dapat tersampaikan kepada khalayak sasaran. Menggunakan tipe kualitatif untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan menggunakan pendekatan melalui kehidupan sehari-hari dan kegiatan di pondok pesantren agar mendapat gambaran yang sesuai bagi perancangan dan penyutradaraannya. Hasil penelitian berupa santri yang tidak terjamah teknologi informasi dan komunikasi menjadi tertinggal, memiliki pengetahuan yang terbatas, mudah terpengaruh, serta tidak berkembangnya minat dan bakat mereka yang kemudian menjadi landasan untuk konsep penyutradaraan. Perancangan film pendek fiksi ini akan sesuai dengan khalayak sasaran yang berada di wilayah kabupaten atau kota di Indonesia, khususnya Jawa Barat dengan usia remaja hingga dewasa awal (18 sampai 25 tahun). Penceritaan dapat dikembangkan melalui film pendek fiksi sebagai media utama agar pesan seluruhnya dapat tersampaikan dengan baik dan ketertinggalan santri terhadap teknologi informasi dan komunikasi demi menunjang minat serta bakat mereka mendapat perhatian yang cukup.
Kata kunci: Film, Sutradara, Santri, Salafiyah, TIK.