Sebuah film dapat mengubah seseorang berdasarkan apa yang terdapat pada isi pesan yang terkandung dalam film tersebut. Nilai-nilai yang berada didalamnya dapat mengandung makna denotasi, konotasi dan mitos. Suffragette merupakan cerita yang dibuat berdasarkan kejadian nyata yang diaplikasikan kedalam sebuah media berbentuk gambar yang bergerak sehingga menghasilkan cerita seperti yang sesungguhnya di London pada tahun 1912. Melalui film ini, terlihat bagaimana perjuangan karakter sekelompok pejuang wanita yang rela memperjuangkan, serta mengorbankan dirinya demi mendapatkan hak pilih dan kesetaraan gender. Topik feminisme menarik perhatian peneliti bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kejadian nyata dalam film ini karena selama ini tidak semua orang mengetahui perjuangan seorang perempuan untuk mendapatkan hak pilihnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna semiotika yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes berdasarkan studinya yang dibagi kedalam tiga bagian yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos.
Hasil penelitian menunjukkan nilai-nilai feminisme pada denotasi melalui pakaian dan tindakan yang dilakukan oleh para pejuang perempuan. Pada konotasinya, feminisme ditunjukkan melalui ekspresi wajah, sudut pengambilan kamera, dan simbol berupa benda-benda. Pada mitos, nilai-nilai feminisme terepresentasikan melalui perkumpulan gerakan anarkis perempuan yang ingin melawan pemerintah demi mendapatkan peraturan kesetaraan hak dan gender.
Kata Kunci: Film, Feminisme, Semiotika