Dalam berinvestasi saham, investor menginginkan dividen dan capital gain. Namun dilihat dari kondisi investasi di negara berkembang dianggap oleh banyak pihak memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan di negara maju, salah satu penyebabnya yaitu konstruksi ekonomi yang masih dianggap rapuh atau sangat riskan untuk bisa mengalami goncangan. Variabel makro ekonomi seperti nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI akan mempengaruhi naik dan turunnya nilai saham. Perubahan harga saham dapat dilihat melalui pergerakan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan dalam jangka panjang dan jangka pendek selama periode 2006-2012.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif verifikatif. Populasi pada penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan periode 2006-2012 dengan teknik pengambilan sampel yang bersifat purposive sampling. Sampel penelitan ini yaitu harga penutupan Indeks Harga Saham Gabungan setiap bulan selama periode 2006-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah uji stasionaritas data Augmented Dickey Fuller (ADF), uji kointegrasi Johansen dan Error Correction Model.
Hasil penelitian ini adalah setelah semua variabel telah stasioner, uji kointegrasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara variabel nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam jangka panjang, tingkat suku bunga SBI adalah variabel yang paling besar mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan. Uji Error Correction Model (ECM) menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka pendek antara nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga SBI dengan Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam jangka pendek, nilai tukar rupiah adalah variabel yang paling besar mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan.
Kata kunci : Nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga SBI, Indeks Harga Saham Gabungan.