Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang merupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara[5]. Di Indonesia jumlah jalan rusak mencapai 3.800 kilometer atau 10 persen jika dibandingkan dengan total panjang jalan nasional[2]. Salah satu kendala yang menyebabkan lambatnya perbaikan jalan yaitu pada proses pengukuran kerusakan jalan. Pada proses ini, dilakukan penghitungan luas tiap-tiap kerusakan. Proses pengukuran saat ini dilakukan secara manual menggunakan alat ukur sederhana (roll meter) dengan bantuan tenaga manusia sepenuhnya. Tugas akhir ini akan membangun sistem deteksi dan pengukuran kerusakan jalan khususnya lubang, berbasis data video, dengan menerapkan threshold-based marking dan GLCM.
Berdasarkan Christian Koch, dan Loannis Brilakis[6], metode tresholding mampu melakukan segmentasi dan penandaan kemungkinan lubang pada frame (citra) video permukaan aspal. Berdasarkan Mark Nixon, dan Aguado Alberto[7], ekstraksi tekstur gray level co-occurance matrix (GLCM) memiliki performansi yang baik, sehingga mampu membedakan tekstur bagian kemungkinan lubang dan permukaan normal. Penggabungan kedua metode diatas dapat menjadi alternatif pengukuran luas lubang jalan berbasis data video. lubang, deteksi, pengukuran, threshold, GLCM