Agrikultur adalah sumber mata pencaharian terbesar di Indonesia, tapi pengelolaannya belum optimal. Masalah yang dihadapi antara lain faktor human error dan kurangnya pengetahuan petani tentang teknik irigasi. Masalah tersebut dapat ditangani dengan menerapkan sistem irigasi otomatis. Penerapan sistem ini memiliki kelebihan dalam hal akurasi data yang terpantau secara real time serta dapat meminimalkan human error.
Penulis membangun prototipe sistem irigasi berbasis telemetri yang dapat mengimplementasi metode irigasi SRI (System of Rice Intensification) ke dalam algoritma pengolahan database. Parameter yang digunakan adalah ketinggian air yang diukur dengan sensor ultrasonic pada sensor node, dan umur padi. Data dari sensor node dikirim menggunakan APC220 ke server, lalu diolah pada database sehingga menghasilkan keputusan perintah irigasi yang dikirim kembali ke aktuator pada sensor node.
Dari hasil pengujian akurasi sensor menunjukkan perbandingan hasil pengukuran ketinggian air oleh sensor memiliki nilai simpangan -0,11 cm sampai 0,19 cm dari pengukuran manual. Pengujian akurasi pengolahan database menunjukkan pengolahan database telah sesuai dengan metode irigasi SRI. Sedangkan pengujian performansi menunjukkan bahwa sistem memiliki rata-rata
end-to-end delay yang dapat diterima berdasarkan standard ITU-T untuk transactional data network, yaitu sebesar 214,1 ms pada skenario dengan penghalang tembok rumah, dengan jarak optimal antara sensor node dengan server 150 m. irigasi, SRI, Telemetri, APC220, sensor ultrasonic