Provinsi Lampung saat ini penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Beberapa
tahun terakhir luas lahan yang digunakan untuk perkebun
an singkong mencap
ai
367.966 ha
seiring meningkatnya penggunaan lahan untuk perkebunan singkong,
semakin bertambah banyak p
ula pabrik pengolah singkong. Namun keadaannya
saat ini adalah harga jual dari singkong dikendalikan oleh pihak pabrik dan
relative rendah. Hal ini yang menjadi pencetus atas pendirian
Corporate Farming
singkong PT. XYZ di desa Tanjungsari, kabupaten lampu
ng Tengah.
Corporate
Farming
adalah sebuah sistem pertanian dengan menerapkan cara penggarapan
lahan yang relatif luas secara bersama
sama dengan petani dalam satu sistem
pengelolaan oleh sebuah perusahaan atau korporasi. Bersama dengan
Corporate
Farming
i
ni para petani berkesempatan meningkatkan harga jual dari singkong.
Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data maka ditetapkan yang akan
menjadi pasar yang dituju oleh
Corporate Farming
singkong PT. XYZ dibatasi
hanya pada 3 pabrik yang lokasinya be
rdekatan dengan lahan garapan
Adapun pengeluaran yang ada dalam aspek finansial, seperti kebutuhan dana
investasi, perkiraan pendapatan, biaya operasional,
income state, cashflow,
dan
balance sheet
yang akan digunakan untuk menghitung nilai investasi sepe
rti
Payback Period, Net Present Value (
NPV), dan
Internal Rate of Return
(IRR)
dengan umur ekonomis usaha yang ditetapkan untuk proyeksi keuangan adalah 5
periode
Perhitungan
Pay Back Period
(PBP),
Net Present Value
(NPV) dan
Internal Rate
of Return
(IRR) dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tingkat nilai
investasi. Hasil perhitungan nilai tingkat investasi yaitu:NPV = Rp.
2.
457.563.398,92
,
IRR =
68,11
% dan PBP =
1,
772
tahun. Pendirian
Corporate
Farming
singkong PT. XYZ dinyatakan layak karena
nilai IRR yang diperoleh
lebih besar dari nilai MARR dan NPV bernilai positif. nalisis Kelayakan, NPV, IRR, PBP, Pendirian Corporate Farming singkong PT. XYZ