PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) merupakan salah satu perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing ) yang bergerak di bidang perakitan sepeda motor dan pembuatan suku cadang (spare part) merk Yamaha. PT. YIMM juga merupakan salah satu perusahaan yang fokus kepada peningkatan kualitas sebagai kunci keunggulan bersaing. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas PT.YIMM membuat suatu divisi khusus yang menangani tentang kualitas yaitu Quality Assurance Divission. Hingga akhir tahun 2009, angka reject rate yang dimiliki oleh crank shaft telah melewati batas toleransi 15% yang ditetapkan Departemen Mutu.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dicoba untuk membuat usulan perbaikan dengan menggunakan metode Six Sigma. Six Sigma mengacu pada upaya perbaikan terus-menerus secara dramatis untuk menuju tingkat kegagalan nol (zero defect). Metode ini bertujuan untuk mengurangi tingkat variasi dan produk cacat pada proses produksi, sehingga dapat dihasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik. Dengan menggunakan metode Six Sigma, dapat ditemukan akar permasalahan yang menyebabkan kecacatan produk, sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk menghindari masalah yang sama di masa mendatang. Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan Six Sigma, yaitu Define, Measure, Analyze, dan Improve. Pada tahap define dilakukan penentuan proyek Six Sigma, pemetaan proses, dan perumusan Critical to Quality (CTQ). Pada tahap measure dilakukan pengukuran stabilitas proses, serta nilai sigma produk di level output. Pada tahap analyze dilakukan analisis stabilitas proses, analisis nilai sigma, serta analisis sebab akibat untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab cacat. Pada tahap improve dilakukan pembuatan usulan perbaikan cacat serta usulan prioritas perbaikan yang bisa digunakan sebagai referensi oleh perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh dua aspek kritis yang memengaruhi kualitas (CTQ) produk crank shaft, yaitu dimensi, visual. Terdapat tujuh jenis proses yang memiliki kontribusi terbesar terhadap angka reject rate yang dihasilkan, yaitu external grinding, internal grinding, turning, hobing, drilling, centering dan pitch NG. Faktor-faktor penyebab terjadinya cacat tersebut adalah adanya operator baru, kerusakan pada mesin, dan tool, metode pemasangan bahan baku yang salah serta bahan baku yang tidak sesuai standar.
Kata kunci : cacat, Six Sigma, CTQ,