Sistem klasifikasi produk inventori merupakan salah satu bagian terpenting
dalam proses penetapan kebijakan pengendalian inventori sebuah perusahaan. Kondisi
tersebut berlaku untuk jenis produk inventori obat. Banyaknya produk inventori obat
yang harus ditangani menuntut perusahaan untuk melakukan klasifikasi produk obat
sehingga fokus perhatian perusahaan dapat termanage dengan baik. Metode klasifikasi
yang lazim digunakan untuk proses klasifikasi produk obat adalah metode klasifikasi
ABC Inventori single-criteria yang hanya menggunakan faktor penyerapan modal
sebagai landasan klasifikasi. Pada perkembangannya, kriteria klasifikasi tersebut
dianggap kurang mewakili karena produk obat merupakan produk yang cukup sensitif
terhadap beberapa kriteria lain (tidak hanya faktor penyerapan dana). Berkaitan dengan
hal tersebut, maka dalam penelitian ini akan dirancang teknik pengklasifikasian produk
obat dengan banyak kriteria klasifikasi (multikriteria) untuk mendapatkan hasil
klasifikasi yang lebih tepat dan representative.
Beberapa penelitian telah dilaksanakan berkaitan dengan sistem klasifikasi ABC
Inventori Multikriteria. Namun, ada beberapa kendala berkaitan dengan penelitianpenelitian
tersebut seperti tidak adanya standar kriteria serta keterbatasan dalam
pengolahan kriteria kuantitatif sekaligus kualitatif. Melihat kondisi tersebut, maka
dalam penelitian ini akan dirancang sistem klasifikasi ABC Inventori Multikriteria
menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Metode ANP merupakan
penyempurnaan dari metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sehingga proses
pembobotan kriteria dapat dijalankan dengan baik sehingga hasil yang diperoleh akan
jauh lebih representative dibandingkan hasil penelitian menggunakan metode AHP.
Dalam melaksanakan penelitian ini, proses-proses utama yang harus
dilaksanakan antara lain penggalian dan pemilihan kriteria, pembentukan model
jaringan, proses pembobotan dengan kuesioner perbandingan berpasangan serta ujicoba
hasil penelitian. Melalui proses penggalian dan pemilihan kriteria klasifikasi, diperoleh
data kriteria klasifikasi yaitu demand, number of hits, leadtime, price, keuntungan, dan
critically class. Berdasarkan proses pembobotan kriteria yang dilaksanakan dengan
metode ANP, diperoleh bobot masing-masing kriteria antara lain demand (0.278474),
number of hits (0.259357), critically class (0.208341), price (0.192261), leadtime
(0.048880), dan keuntungan (0.012688). Untuk melengkapi bobot kriteria tersebut,
dirancang juga skala untuk masing-masing kriteria.
Berdasarkan hasil penelitian (berupa kriteria dan skala kriteria beserta
bobotnya), mekanisme klasifikasi ABC Inventori multikriteria dapat dirancang. Pada
dasarnya, inti dari proses klasifikasi adalah perhitungan total skor tiap produk dan
penentuan kelompok klasifikasi produk berdasarkan prinsip Pareto (20%-30%-50%)
unit klasifikasi. Selain itu, dilakukan juga proses ujicoba hasil penelitian dengan
menggunakan data acak yang diambil pada bagian gudang farmasi rumah sakit Santo
Boromeus Bandung. Dari proses ujicoba penelitian yang telah dilakukan dapat disusun
rekomendasi kebijakan pengendalian inventori lokasi ujicoba dengan menerapkan basis
waktu klasifikasi (berdasarkan sistem yang digunakan sekarang yaitu minimummaximum
system) yang berbeda kepada setiap klasifikasi produk obat sesuai dengan
tingkat prioritasnya (berdasarkan hasil klasifikasi ABC Inventori Multikriteria). Analytic Network Process (ANP), Klasifikasi ABC, Obat