PT. Telkom sebagai perintis dari perusahaan telekomunikasi di Indonesia telah menjadi market
leader dalam usaha telekomunikasi. Dengan tujuan untuk mempertahankan posisinya, peruhaan harus
menjamin dan meningkatkan kualitas dari jaringan telekomunikasinya. Hal tersebut juga perlu
diupayakan dengan mengatur produk-produknya dengan baik. Dengan pertimbangan tersebut peran
sebagai perusahan yang teratas yang terlibat langsung dalam pengembangan produk harus dijalani dengan
baik. Pengetesan 8 IC merupakan salah satu cara untuk memonitor pengembangan produk. Jika produk
yang mereka kembangkan dapat melalui tes ini, maka artinya produk tersebut siap untuk dijual ke
masyarakat. Dengan era telekomunikasi yang cukup kompetitif seperti sekarang, lebih dari 5 operator
telekomunikasi bertarung untuk mendapatkan kastemer. Jika salah satu operator terlambat untuk
meluncurkan produk padahal produk tersebut menjadi kebutuhan dari masyarakat, maka pelanggan
mereka akan pindah ke operator lainnya dan perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk menambah
jumlah pelanggannya.
Untuk mempertahankan eksistensinya, PT.Telkom Indonesia sebaiknya lebih cepat dalam
meluncurkan produk dari pada operator yang lainnya. Bagaimana untuk mencapaihal tersebut? Tentunya
proses pengembangan produk/layanan harus mengadopsi proses yang efisien. Salah satu langkah dalam
pengembangan produk/layanan adalah pengetesan 8 IC. Test ini mempunyai tujuan untuk memastikan
semua aspek yang terkandung didalam produk yang dikembangkan telah sesuai dengan yang diharapkan.
Pada kondisi eksisting, proses pengetesan 8 IC mempunyai kesulitan dalam mengumpulkan,
merekapitulasi, transfer informasi mengenai pengetesan serta melaporkan hasil pengetesan. Jadi membuat
proses pengetesan 8 IC menjadi lebih efisien merupakan salah satu usaha untuk mewujudkan peluncuran
produk/layanan secara lebih cepat.
Sistem informasi dibuat untuk membantu aktifitas-aktifitas dari penggunanya. Aktifitas-aktifitas
tersebut dapat diintegrasikan untuk mendapatkan hasil yang iinginkan oleh penggunanya. Setelah
mengamati proses pengetesan 8 IC, penulis memiliki sebuah ide untuk menyediakan system informasi
dalam upaya membantu proses pengetesan 8 IC. Sistem ini akan mengintegrasikan beberapa proses yang
akan mengurangi sumber daya. Selain itu system ini juga menyediakan suatu “alat” untuk mengetahui
kepentingan antara aspek yang satu dengan lainnya. “alat” yang dimaksud adalah matriks Pairwise
Comparison. Peran dari Pairwise Comparison ini adalah untuk meminimalisir keputusan yang diambil
secara subjektif dan untuk membuat tim pengetesan 8 IC cepat dalam membuat keputusan mengenai
rekomendasi untuk peluncuran suatu produk.
Jadi PT. Telkom Indonesia bisa mendapat keuntungan dari system informasi ini, karena system
informasi ini dapat membantu mereka dalam mendorong cepatnya proses pengembangan produk /
layanan terutama pada proses pengetesan 8 IC. Konsekuensi dari keuntungan ini adalah mereka dapat
mempertahanan pelanggan mereka dan mereka akan mendapatkan kesempatan untuk menambah jumlah
pelanggannya. Jika pelanggan mereka bertambah itu artinya mereka mempunyai kemungkinan untuk
menumbuhkan pendapatan dan keuntungan mereka sebanding dengan pertambahan jumlah
pelanggannya.
8 Internal Capability, Pairwise Comparison, Laporan Pengetesan