Semakin berkembangnya bisnis telekomunikasi menuntut suatu perusahaan yang
bergerak di dalamnya untuk memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggannya. Salah satu
bagian yang penting dalam perusahaan terutama perusahaan jasa adalah bagian billing.
Semakin meningkatnya jumlah konsumen semakin besar pula tuntutan yang dibebankan pada
bagian billing untuk melakukan pengelolaan data pembayaran pelanggan secara komprehensif
dan berkesinambungan. Pengelolaan data pelanggan yang baik serta memiliki seluruh
kelengkapan yang berguna bagi perusahaan adalah hal penting yang perlu diperhatikan, karena
seluruh data yang berhubungan dengan pelanggan akan sangat berguna bagi perusahaan
nantinya dalam mengambil keputusan maupun tindakan yang akan dilakukan bagi konsumen.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di
Indonesia menetapkan suatu kebijakan pending cabut bagi konsumen. Pending cabut
merupakan suatu status dimana konsumen yang masih memiliki tunggakan dalam jatuh tempo
waktu pembayaran masih dalam status aktif dan ditangguhkan untuk di non-aktifkan karena
dianggap masih berpotensi untuk tetap menjadi pelanggan. Namun berdasarkan keterangan
yang diperoleh dari bagian Unit Billing dan Collection (UBC), belum ada suatu sistem
terintegrasi yang mampu menangani masalah penyeleksian pelanggan yang masuk dalam
kategori pending cabut. Proses penyeleksian dilakukan secara manual melalui suatu komite
yang disebut komite churn yaitu dengan cara menyeleksi satu per satu pelanggan yang
berpotensi untuk pending cabut. Dalam proses penyeleksian ini memerlukan waktu satu hari
penuh dan melibatkan lebih dari 10 orang serta tindakan yang bersifat subyektif dan hal-hal
yang tidak konsisten bisa terjadi akibat dari kesalahan manusia.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah Sistem Informasi yang dapat membantu dalam
memutuskan pelanggan mana saja yang seharusnya berstatus pending cabut, berdasarkan
regulasi yang ditentukan oleh PT. Telkom. Regulasi tersebut hanya terbatas pada segmen
pelanggan, payment behavior serta data historis pembayaran dari tiap-tiap pelanggan.
Setelah dilakukan pengujian sistem informasi ini mampu membantu dalam pelaksanaan
proses bisnis dan didalamnya sudah dapat menerapkan beberapa fungsi dari pihak yang
bersangkutan. Pemilihan pelanggan untuk rekomendasi pending cabut dapat lebih cepat, tepat
dan efisien. churn, pending cabut, retensi