Perkembangan persaingan di dunia bisnis saat ini semakin ketat. Tak terkecuali juga dengan dunia bisnis makanan khususnya makanan kerupuk bandung. Untuk saat ini saja ada sekitar 50 perusahaan di daerah Karesidenan Madiun. Perusahaan-perusahan tersebut saling bersaing ketat satu sama lain untuk merebut pasar kerupuk bandung di daerah Karesidenan Madiun. Selain bersaing satu sama lain, dunia usaha kerupuk bandung juga menghadapi kondisi yang sulit setelah pemerintah membuat kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sampai 100% lebih. Akibatnya, harga bahan baku menjadi naik drastis terutama harga bahan baku utama tepung tapioka yang kenaikannya hampir mencapai 100% yaitu dari harga Rp 200.00 per kuintal menjadi Rp 350.000 per kuintal. Salah satu perusahaan tersebut adalah UD.Ekasari. Walaupun perusahaan tersebut merupakan salah satu perusahaan kerupuk yang cukup besar, tetapi dengan persaingan yang ketat dan kenaikan harga BBM tersebut sangat mempengaruhi eksistensi dari perusahaan.. Dengan jumlah pedagang sekitar 30, perusahaan sudah mampu melayani pasar di seluruh wilayah Kabupaten Madiun dan beberapa bagian wilayah Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Ponorogo. Dengan kondisi seperti diatas apakah perusahaan masih mampu bertahan dan tetap layak untuk dijalankan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan suatu study evaluasi kelayakan bisnis. Langkah pertama adalah menganalisa pasar potensial, pasar tersedia dan pasar sasaran dengan bantuan kuesioner. Selanjutnya data mengenai pasar sasaran tersebut menjadi dasar dalam pengolahan dan analisa data aspek teknis berupa kapasitas produksi, spesifikasi teknis produksi dan biaya-biaya dalam proses investasi ini. Hasil dari aspek pasar dan aspek teknis ini akan menjadi input data bagi perhitungan aspek finansial. Salah satu perhitungan dalam aspek finansial adalah kriteria kelayakan berupa perhitungan Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR) dan Payback Period (PBP). Hasil dari ketiga metode perhitungan ini akan menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan bisnis apakah investasi ini masih layak atau tidak untuk dijalankan. Selain dari hasil kriteria kelayakan itu, patut juga diperhitungkan sensitivitas dan resiko dari investasi ini.
Dari hasil pengolahan dan analisa data aspek pasar, teknis dan finansial didapatkan hasil kriteria kelayakan dengan MARR 20% dengan nilai NPV-nya sebesar Rp. 333.467.250, IRR sebesar 56% dan PBP selama 1.84 tahun. Sedangkan hasil pengujian sensitivitas pada perubahan demand, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead dan biaya investasi diperoleh kesimpulan bahwa investasi ini tidak sensitif pada perubahan sebesar 20%. Namun untuk pengujian sensitivitas pada harga jual produk diperoleh kesimpulan bahwa investasi ini sensitif pada perubahan sebesar 20%. Penambahan resiko sebesar 5% pun juga menunjukkan bahwa usaha ini masih tetap layak.
Sehingga dengan hasil kriteria kelayakan tersebut serta hasil perhitungan sensitifitas dan resiko maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini masih layak untuk dijalankan. kerupuk, pasar, finansial, kelayakan.