Perkembangan teknologi yang sangat cepat menyebabkan perkembangan teknologi transmisi juga berkembang. Teknologi transmisi saat ini memungkinkan untuk mengirimkan informasi dengan kecepatan dan kapasitas yang besar. Oleh karena itu dengan munculnya suatu model jaringan telekomunikasi yang disebut dengan standar 3GPP LTE (Long Term Evolution) atau biasa disebut LTE yang memiliki kecepatan data rate hingga 100 Mbps untuk arah downlink dan 50 Mbps untuk arah uplink, dibutuhkan teknologi yang bisa menunjang kebutuhan datarate dan capacity yang tinggi pada jaringan LTE, maka dibutuhkan jaringan penghubung (backhaul) yang memadai serta dengan cost yang seminimum mungkin.
Pada tugas akhir ini, dibahas mengenai analisis perbandingan backhaul jaringan LTE menggunakan microwave dan serat optik, serta perhitungan link budget, fading prediction, power link budget dan rise time budget. Pada tugas akhir ini setelah didapat titik eNode B dari penelitian sebelumnya, dilakukan analisis perbandingan penggunaan jaringan microwave dan serta optik pada backhaul jaringan LTE yang telah dirancang sebelumnya.
Backhaul yang dirancang menggunakan akses microwave dan fiber optic, dengan kapasitas tiap node 152.46 Mbps. Setelah melakukan berbagai perhitungan dan simulasi, perencanaan microwave menggunakan topologi tree dengan 50 hop backhaul untuk 51 eNode B. Tinggi antenna 30 m, daya pancar 16,5 dBm dengan level daya terima rata-rata pada perencanaan microwave yaitu sebesar -43,3 dBm dan BER rata-rata 10-6. Pada perencanaan fiber optic menggunakan topologi ring-star dengan 6 ring dan56 hop backhaul, daya pancar 0 dBm didapatkan level daya terima rata-rata sebesar -21,33 dBm, tsystem rata-rata 248,057758 ps dan BER rata-rata 2,5959×10-18 menggunakan line coding RZ ataupun NRZ. Dilihat dari parameter BER dan level daya terimanya, maka penggunaan jaringan optik lebih baik untuk digunakan sebagai jaringan backhaul.
backhaul, microwave, Serat Optik, LTE, link budget, rise time budget.