PENCITRAAN PEMIMPIN PEREMPUAN DALAM POLITIK LOKAL (ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PROGRAM SPECIAL EVENT “KARTINI PEMIMPIN NEGERI” DI METRO TV 30 APRIL 2016)
Abstrak
Jumlah keterwakilan perempuan dalam bidang politik terus meningkat seiring dengan kebijakan yang diterapkan oleh Undang-Undang. Namun, terciptanya iklim politik yang ramah gender masih jauh dari harapan karena perempuan yang menjadi pemimpin dalam politik terus mendapatkan berbagai hambatan termasuk dalam media massa. Program televisi bertajuk Kartini Pemimpin Negeri mencoba untuk menampilkan berbagai sisi kepemimpinan perempuan dalam bidang politik. Melalui program tersebut, pencitraan pemimpin perempuan dapat dibangun, apalagi melalui televisi yang menjadi salah satu media massa paling berpengaruh.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dan menjelaskan penggambaran kepala daerah perempuan yang hadir sebagai narasumber dalam program ‘Kartini Pemimpin Negeri’ yang terkait dengan politik pencitraan di media massa dan berusaha untuk menjelaskan tentang wacana pencitraan kepala daerah perempuan tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yakni berasal dari studi dokumentasi yang berasal dari teks dan visual program “Kartini Pemimpin Negeri” serta arsip kepustakaan seperti mengumpulkan berbagai tulisan yang terkait dengan kepala daerah perempuan yang hadir, ataupun tulisan mengenai politik perempuan. Paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivis yang memandang bahwa penggunaan bahasa merupakan sarana pembentukan konstruksi realitas sesuai yang diinginkan oleh media. Penelitian ini akan ditelaah melalui analisis wacana kritis model van Dijk dengan menggunakan salah satu elemen, yakni analisis teks yang terdiri dari struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro.
Melalui hasil penelitian dengan analisis teks ditemukan bahwa pencitraan yang digulirkan merupakan pencitraan positif namun tidak berimbang. Hal tersebut karena wacana disampaikan dari sudut pandang kaum mayoritas yakni laki-laki. Selain itu, ditemukan bahwa pencitraan narasumber merupakan sosok yang inspiratif tetapi tetap terbentur dengan hambatan legitimasi publik. Peneliti juga menyimpulkan bahwa program Kartini Pemimpin Negeri melakukan komodifikasi untuk memenuhi kepentingan ekonomi media.
Kata Kunci : Analisis Wacana Kritis, Pemimpin Politik, Pencitraan Politik, Perempuan Politik, Kepala Daerah Perempuan, Metro TV