Saat ini para pembuat film menggunakan berbagai macam teknologi untuk berinovasi dalam pembuatan film, salah satunya ialah compositing. Compositin adalah teknik dimana menyatukan beberapa elemen pada gambar atau menghapus sesuatu yang tidak dibutuhkan pada gambar. Tujuan dari penggunaan compositing yakni untuk membantu merealisasikan konsep visual yang tidak bisa dilakukan pada saat set. Oleh karena itu, untuk membuat suatu inovasi maka perancang merancang film fiksi pendek dengan meningkatkan dramatisasi adegan dengan bantuan compositing. Adapun masalah yang harus dijawab oleh perancang yakni bagaimana cara meningkatkan dramatisasi adegan dengan compositing dan merancang film pendek Bergenre drama yang menggunakan compositing. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, perancang menggunakan metode kualitatif dan menggunakan pendekatan studi kasus untuk menganalisis data. Compositing dapat membantu meningkatkan dramatisasi dalam suatu film. Perancang menggunakan teknik tersebut dengan membuat film pendek drama berjudul “Dimensi Rasa”, dengan harapan dramatisasi dapat tervisualkan dengan baik. Maka dari itu peran sutradara menjadi sangat penting dalam merealisasikan konsep visual film ini. Dalam pembuatan film fiksi pendek drama, sutradara dituntut untuk dapat berinovasi di dalamnya. Dalam film pendek “Dimensi Rasa” sutradara memanfaatkan teknik compositing untuk meningkatkan dramatisasi adegan dan merealisasikan konsep visual film.