Startup bukanlah metode yang menjadikan sistem Anda lebih hemat biaya, melainkan lebih efisien sekaligus (tetap) bermanfaat.
Setiap tahunnya, startup-startup baru bermunculan. Produk yang bagus, promosi besar-besaran disertai berbagai ulasan di media massa, serta janji-janji manis bahwa konsumen akan mendapatkan manfaat besar jika menjadi penggunanya. Namun, tak lama berselang, beberapa di antara startup yang digadang-gadang itu tak lagi terdengar kabarnya.
Seperti yang selalu kita dengar, seorang entrepreneur pasti sukses selama memiliki tekad kuat, panjang akal, waktu yang tepat, danterutamaproduk yang hebat. Kenyataannya, awal yang menjanjikan tak jarang berujung pada kegagalan. Sebagian besar produk baru tidak sukses di pasaran, bahkan pahitnya, tak digunakan oleh siapa pun. Pertanyaan besar pun muncul, strategi manakah yang tidak tepat?
Lewat riset ilmiah serta pengalamannya dalam mendirikan dan membesarkan berbagai startup selama bertahun-tahun, Eric Ries mencetuskan metode baru, Lean Startup. Sebuah sistem luar biasa yang membuat para entrepreneur segera mendapatkan jawaban atas pertanyaan: bagaimana kita bisa lebih cepat mengetahui apa saja yang berfungsi dan mana yang harus segera disingkirkan?
Soegianto Widjaja selaku co-founder dan CEO Cookpad dulu bernama Dapur Masak menyukai buku The Lean Startup karya Eric Ries ini karena dalam menjalankan startup harus berpikir cerdik dan tidak bisa menggunakan metode gaya perusahaan yang sudah besar. Salah satu gaya cepat dalam hal mengeksekusi yaitu dengan metode lean startup.