PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN OHLSON SCORE (O-SCORE) TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN YANG LISTING DI BEI TAHUN 2010-2014)

AYU PUTRI WULANDARI

Informasi Dasar

16.04.212
332.6
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Deselerasi ekonomi Indonesia yang tercermin dari lambatnya pertumbuhan ekonomi indonesia telah membawa banyak dampak bagi berbagai sektor industri. Salah satunya adalah industri manufaktur, khususnya sub sektor tekstil dan garment. Dampak tersebut bisa dilihat dari penurunan pertumbuhan industri manufaktur yang mencapai angka -1,98% pada triwulan II 2015. Dalam sub sektor tekstil dan garmen sendiri, dampak perlambatan ekonomi bisa dilihat dari menurunya trend ekspor produk tekstil, serta banyaknya perusahaan tekstil yang gulung tikar akibat menurunya permintaan. Kejadian-kejadian tersebut bermuara pada banyaknya pegawai tekstil yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja. Kondisi-kondisi yang menimpa perusahaan tekstil tersebut merupakan gejala akan terjadinya Financial Distress yang merupakan awal dari kebangkrutan. Kebangkrutan yang merupakan hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan manapun dapat diprediksi sejak dini dengan berbagai metode, salah satunya adalah model Ohlson Score (1980). Seperti prediktor-prediktor kebangkrutan yang lain, perhitungan Ohlson Score menggunakan rasio-rasio dalam laporan keuangan seperti Size, TLTA,WCTA, CLCA, NITA, FUTL, CHIN, serta dua variabel dummy yaitu OENEG dan INTWO. Selain itu, model ini juga menggunakan variabel eksternal yaitu GNP price-level index. Selain mengetahui prediksi kebangkrutan perusahaan, hal lain yang penting untuk diketahui adalah kesejahteraan investor, yang tercermin dari return saham yang diterima. Hal inilah yang menjadi pertanyaan utama penelitian, yaitu pengaruh O-Score terhadap return saham, serta perbedaan return saham perusahaan yang teridentifikasi failed dan non failed. Penelitian ini terdiri dari 7 sampel perusahaan, yang dipilih secara purposive sampling. Adapun teknik analisis statistik yang digunakan adalah metode regresi data panel, dan uji beda Mann Whitney. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ohlson score tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini tercermin dari koefisien Ohlson Score yang sangat kecil, yakni -0,035047. Dan nilai R-Square yang sangat kecil pula, yakni 1,773%. Hal tersebut sesuai dengan teori Ohlson Score, yaitu semakin kecil Ohlson Score (<0,038) maka akan semakin jauh pula kemungkinan suatu perusahaan terindikasi failed, serta menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi baik. Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai return saham antar perusahan berkategori failed dan non failed. Dilihat dari kecilnya pengaruh Ohlson Score terhadap return saham. Maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa variabel lain yang mempengaruhi return saham. Variabel inilah yang disarankan dimasukkan dalam penelitian selanjutnya.

Kata Kunci : kebangkrutan, financial distress, Ohlson Score, return saham

Subjek

RETURN ON INVESTMENT
STOCK, BANKCRUPTCY

Katalog

PENGARUH PREDIKSI KEBANGKRUTAN OHLSON SCORE (O-SCORE) TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN SUBSEKTOR TEKSTIL DAN GARMEN YANG LISTING DI BEI TAHUN 2010-2014)
 
 
Indonesia

Sirkulasi

Rp. 0
Rp. 0
Tidak

Pengarang

AYU PUTRI WULANDARI
Perorangan
Norita, Aldilla Iradianty
 

Penerbit

Universitas Telkom
Bandung
2016

Koleksi

Kompetensi

 

Download / Flippingbook

 

Ulasan

Belum ada ulasan yang diberikan
anda harus sign-in untuk memberikan ulasan ke katalog ini