Dalam sebuah proyek konstruksi, material sangat dibutuhkan sebagai penunjang
untuk membangun sebuah proyek yang dipesan oleh pelanggan. Ketersediaan
material dalam jumlah yang tepat akan mampu meningkatkan kinerja perusahaan
dan tidak menimbulkan biaya persediaan yang tinggi. Bagi PT Citramas Heavy
Industries, penyimpanan material di gudang hanya bersifat sementara. Saat terjadi
material yang berlebih dalam proses produksi, maka material tersebut akan
disimpan di dalam gudang hingga menunggu untuk digunakan kembali. Apabila
material tersebut telah disimpan di gudang melebihi dari 6 bulan, maka material
tersebut dapat dikategorikan sebagai material expired. Material expired
merupakan persediaan yang sudah tidak dapat digunakan dan tidak dijual kembali
di pasar. Dengan menyimpan material expired akan menyebabkan total biaya
persediaan menjadi lebih tinggi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menanggulangi - adalah Material
Requirement Planning yang terdiri dari 4 tahapan mendasar yaitu perhitungan
kebutuhan kotor (explosion), kebutuhan bersih (netting), jumlah pemesanan
(lotting), dan penentuan waktu pemesanan (offsetting). Pada tahapan lotting
digunakan 3 teknik lot size yaitu teknik Economic Order Quantity, Part Period
Balancing, dan Algoritma Wagner-Within. Dengan metode ini dilakukan
pengolahan data yang berupa jumlah kebutuhan material, biaya pesan dan biaya
simpan serta lead time untuk memperoleh jumlah pesanan yang optimal dengan
biaya persediaan minimal.