Secara tradisional, peneliti biasanya meyakini rata-rata sebagai expected return dari sekuritas berdasarkan pada observasi historinya. Nilai expected return biasanya bernilai tetap. Return dimasa depan dari sekuritas tidak dapat diprediksi secara akurat. Sebuah ide bagus jika expected return dari sekuritas diubah menjadi sebuah angka interval daripada bernilai tetap berdasarkan Mean data histori. Arithmetic Mean Return sebagai pertimbangan tidak cukup. Faktor lain yang dapat berpengaruh dalam menentukan expected return adalah Historical Return Tendency dan Forecast Future Return. Indeks Kepuasan dimaksudkan untuk membatasi nilai risiko porfolio, agar risikonya berada pada range yang diperbolehkan investor pada return tertentu. Data yang digunakan dalam perancangan portofolio ini adalah saham yang berada pada JII (Jakarta Islamic Index).
Hasilnya, pada pengambilan data pada tanggal 22 Desember 2014 – 22 Agustus 2015 setelah data yang diolah, semua saham memiliki interval expected return batas bawah yang negatif, ada beberapa saham yang memberikan interval expected return batas atas yang positif. Dan hasil portofolio 5 untuk alpha = 0,5 dan portofolio 5 untuk alpha = 1 memiliki pilihan terbaik, karena keduanya memberi batas bawah interval expected return yang paling mendekati nol dan tidak terlalu negatif, dan selang interval risiko yang pendek dengan batas atas interval risiko yang tidak terlalu besar.
Kata kunci : Interval Inequality Linier Programming, expected return, Arithmetic Mean, Historical Return Tendency, Forecast Future Return, Satisfaction Index.