Perpustakaan Inklusif: Mewujudkan Akses Informasi untuk Semua

Informasi

208 kali
Perpustakaan Inklusif: Mewujudkan Akses Informasi untuk Semua

 

Sumber Gambar Inclusivity, freepik.com

Kemajuan teknologi dan transformasi digital telah membuka peluang baru dalam akses informasi. Sayangnya, akses ini belum sepenuhnya merata, terutama bagi penyandang disabilitas yang kerap menghadapi kendala fisik, sosial, dan teknologi. Kesenjangan akses ini juga masih tampak di perpustakaan akademik, di mana pengguna dari kelompok rentan, termasuk disabilitas, sering kali menemui hambatan dalam mengakses layanan virtual dan sumber daya digital.

Di perpustakaan, inklusi bermakna menciptakan lingkungan dan layanan yang dapat diakses oleh seluruh pengguna, terlepas dari keterbatasan fisik atau kemampuan individu. Berdasarkan model sosial disabilitas, tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas sebenarnya bersumber dari lingkungan yang tidak mendukung, bukan dari individu itu sendiri. Oleh karena itu, perpustakaan perlu menghapus hambatan ini guna mewujudkan layanan yang adil dan inklusif.

Perpustakaan akademik, termasuk di universitas, juga dihadapkan pada tantangan dalam mewujudkan lingkungan yang mendukung keberagaman dan inklusivitas. Teknologi telah mendorong kesadaran akan pentingnya peran pustakawan dalam memahami konsep inklusi. Di masa depan, perpustakaan akademik diharapkan dapat memperkuat kebijakan dan infrastruktur yang ramah disabilitas, menciptakan proses perekrutan inklusif, serta mengembangkan program pembelajaran yang memperkaya keberagaman. Dengan langkah-langkah tersebut, perpustakaan akademik dapat terus menjadi ruang yang mendukung dan ramah bagi seluruh penggunanya.

Dalam acara Literacy Event 2024 yang diselenggarakan oleh Telkom University Open Library, salah satu sesi bertajuk “Academic Library Move On Diversity and Inclusion” menghadirkan narasumber Ibu Mariayah selaku kepala Perpustakaan Universitas Indonesia, beliau  menekankan beberapa hal penting untuk membangun lingkungan perpustakaan inklusif di komunitas akademik. Beberapa poin utama yang disampaikan meliputi:

  1. Infrastruktur Fisik dan Teknologi Ramah Difabel: Perpustakaan dapat memprioritaskan aksesibilitas dengan menyediakan fasilitas seperti ramp, toilet difabel, serta teknologi khusus seperti JAWS (Job Access With Speech) dan layar braille. Koleksi digital sebaiknya dilengkapi dengan opsi audio dan teks yang dapat diperbesar.
  2. Kolaborasi dengan Komunitas: Perpustakaan dapat bekerja sama dengan komunitas difabel dan organisasi terkait dalam menyediakan pelatihan, program literasi, dan peningkatan layanan untuk mendukung keberagaman.
  3. Evaluasi dan Peningkatan Layanan: Melalui evaluasi rutin, survei pengguna, dan pembaruan teknologi, perpustakaan dapat terus memastikan layanan inklusif, dengan dukungan anggaran khusus dan audit aksesibilitas.
  4. Mendukung SDGs (Sustainable Development Goals): Perpustakaan berkomitmen untuk mendukung pencapaian SDGs, khususnya dalam hal pendidikan inklusif dan pemerataan akses informasi.
  5. Pelatihan Kesadaran Disabilitas: Perpustakaan memberikan pelatihan khusus bagi staf agar lebih memahami kebutuhan pengguna difabel, memastikan semua pengunjung merasa diterima dan terbantu.

Di tengah perkembangan era modern, perpustakaan akademik kini tidak hanya berhadapan dengan tantangan perubahan teknologi yang pesat, tetapi juga dengan tantangan mewujudkan lingkungan yang lebih inklusif. Dengan pendekatan berbasis teknologi, perpustakaan dapat memperluas akses informasi dengan fasilitas ramah disabilitas seperti koleksi braille, dan perangkat lunak pembaca layar. Selain itu, pustakawan juga perlu dilatih agar lebih memahami kebutuhan khusus pengguna difabel dan bekerja sama dengan komunitas terkait dalam mengembangkan program literasi. Upaya ini bukan hanya meningkatkan inklusivitas, tetapi juga berperan dalam mencapai tujuan SDGs untuk kesetaraan akses informasi.

Referensi

Houk, K., & Nielsen, J. (2023). Inclusive Hiring in Academic Libraries: A Qualitative Analysis of Attitudes and Reflections of Search Committee Members. College and Research Libraries, 84(4), 568–588. https://doi.org/10.5860/crl.84.4.568

Mariyah. (2024, October 28). Literacy Event 2024, Academic Library Move on Diversity and Inclusion.

Prahatmaja, N. (2024, October 28). Literacy Event 2024, Academic Library Move on Diversity and Inclusion.

Tiurkedzhy, N., & Marina, O. (2023). Inclusive Library as an Agent of Changes in Society. Visnyk of Kharkiv State Academy of Culture, 64. https://doi.org/10.31516/2410-5333.064.06

Timestampable

30 October 2024
31 October 2024