IDENTITAS KOMUNIKASI PETANI JAGUNG PADA KELOMPOK DIGITAL IMIGRAN DALAM PENERIMAAN INOVASI MELALUI PEMANFAATAN DIGITAL PETANI APPS - Dalam bentuk buku karya ilmiah

ANISA RAHMI LUTFIAL UMI

Informasi Umum

Kode

24.05.388

Klasifikasi

000 - General Works

Jenis

Karya Ilmiah - Thesis (S2) - Reference

Subjek

Communication Management

Dilihat

190 kali

Informasi Lainnya

Abstraksi

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian, termasuk melalui aplikasi digital peTani Apps yang diharapkan dapat membantu petani. Namun, adopsi teknologi ini tidak selalu mudah, terutama bagi petani dalam kelompok digital imigran. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengkaji proses terbentuknya identitas komunikasi petani jagung dalam kelompok digital imigran dalam penerimaan inovasi melalui digital peTani Apps. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang diolah dan dianalisis menggunakan NVivo. Penelitian mengaplikasikan Communication Theory of Identity (CTI) oleh Michael Hecht dalam konteks interaksi petani dengan teknologi baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkatan identitas komunikasi petani, meliputi personal identity, enactment identity, relational identity, dan communal identity, berperan signifikan dalam adopsi teknologi. Personal identity menghasilkan temuan bahwa banyak petani merasa tidak percaya diri dan kurang berpengalaman dalam menggunakan teknologi canggih, yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam penggunaan aplikasi. Enactment identity menunjukkan bahwa inovasi teknologi digital peTani Apps belum menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari petani karena kesulitan navigasi dan pemahaman fungsi. Relational identity mengungkapkan bahwa dukungan komunitas dan hubungan sosial sangat penting dalam proses adopsi. Communal identity mencerminkan resistensi terhadap perubahan dalam komunitas dengan norma tradisional kuat. Secara keseluruhan, aplikasi ini belum diadopsi secara luas oleh kelompok digital imigran. Faktor sosial, budaya, dan ekonomi mempengaruhi tingkat adopsi teknologi ini, sehingga diperlukan strategi yang lebih terarah dan dukungan yang lebih besar untuk mendorong adopsi yang merata di kalangan petani.