"Yang pasti, seluruh teman kerjamu terganggu oleh dering telepon istrimu. Bayangkan, setiap lima menit sekali, satu kantor sibuk mencarimu. Inspeksi yang tak kunjung tamat."
"Ya. saya minta maaf kalau itu mengganggu kelancaran kerja perusahaan."
"Sebetulnya apa yang disampaikan istrimu pada saat ia menelepon itu?"
"Macam-macam. Anak tidak mau makan. Rambutku sebaiknya dilepas atau dijepit? Aku lebih suka dilepas. Kalau dilepas, berantakan. Kalau begitu dijepit saja. Tapi tadi kau bilang lebih baik dilepas. Dilepas atau dijepit? Dilepas saja, ya? Aku baru cuci rambut semalam. Tapi...nanti terbang-terbang. Berantakan. Dijepit atau dilepas, ya ? Ya, saya harus pulang cepat. Dia (juga) tidak bisa memasang tabung gas pada pipa kompor."
"Kenapa dia tidak kau ajari pasang sendiri?"
"...Katanya, buat apa punya suami kalau semua harus dikerjakan sendiri."
"Dan kamu setuju itu."
"Bagaimana, ya..."
"Ya, kamu pasti setuju."
"Bagaimana kamu tahu?"
"Kalau tidak, mana mungkin kamu bertahan sampai punya anak tiga."