ABSTRAKSI: Terkait dengan pembangunan e-government, kalangan pemerintah daerah seringkali menemui kendala terbatasnya sarana komunikasi di wilayahnya. Banyak faktor menjadi penyebabnya, mulai dari kondisi geografis yang masih berupa pegunungan, terpisah hutan belantara atau lautan, belum adanya infrastruktur listrik, sampai dengan terbatasnya anggaran. Akibatnya bukan hal yang aneh lagi kalau masih banyak daerah di Indonesia yang belum tersentuh dengan jaringan telekomunikasi (telepon konvensional maupun selular).
Untuk mengatasi permasalahan diatas maka dilakukan penerapan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal). Di Indonesia penggunaan infrastruktur jaringan telekomunikasi VSAT merupakan pilihan tepat, mengingat Indonesia terdiri dari banyak pulau yang tersebar, sehingga sulit dijangkau oleh teknologi komunikasi microwave maupun jaringan kabel
Dalam perancangan ini, perlu dipertimbangkan mengenai kondisi geografis daerah Nusa Tenggara Barat yang tidak seragam. Selain itu, kondisi ekonomi dan pertimbangan segi teknik juga harus diperhitungkan. Pemakaian perangkat, metode akses, teknik modulasi, dan perhitungan link budget dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam perencanaan ini.
Hasil rancangan untuk link Pamenang-Polo sistem melebihi nilai daya terima threshold dengan menggunakan VSAT berdiameter 1.8 meter dengan daya pancar 3 watt dan stasiun HUB yang berdiameter 5 meter dengan daya pancar 5 watt dan memiliki margin daya (7.91/13.93) dB pada link inbound dan (18.39/5.17)dB pada link outbound. Perbedaan nilai C/N tel dan C/N req tel sebesar 18.04 dB, dan nilai C/N data dan C/N req data (dBHz) sebesar 6.99 dB pada link inbound, sedangkan untuk link outbound nilai C/N tel dan C/N req tel sebesar 26.83 dB, dan nilai C/N data dan C/N req data (dBHz) sebesar 15.77 dB, memberikan kesimpulan bahwa sistem masih dapat memberikan margin untuk kemungkinan yang lebih burukKata Kunci : rural, VSAT, metode akses, modulasi, C/N, daya pancarABSTRACT: Relation with the development of e-government, local government oftentimes meet the constraint of the limited communication in its region. A lot of factor become its cause, start from geographical condition which still in the form of mountain, separate of wilderness or ocean, not yet the existence of electrics infrastructure, up to the limited budget. As a result non bizarre matter if still a lot of area in Indonesia which not yet been touched with the telecommunications network ( conventional telephone and also cellular).
To overcome the problems is hence done by adjustment of technology VSAT ( Very Small Aperture Terminal). In Indonesia infrastructure use of network of telecommunications VSAT represent the choice precisely, considering Indonesia is composed from a lot of island which is gone the round of, difficult so that reached by technology of communications of microwave and also cable network.
In this designing, require to be considered to hit the geographical condition of area of West Nusa Tenggara which is not uniform. Others, economic condition and consideration of technique facet also have to be reckoned. Peripheral usage, the method access, modulation technique, and calculation of link budget serve the purpose of yardstick in the plan this.
Result of system device for the link of Pamenang-Polo exceed the energy value accepted threshold by using VSAT have diameter 1.8 meter with the power 3 watt and station HUB which have diameter to5 meter with the power 5 watt and own the energy margin ( 7.91 / 13.93) dB at link inbound and ( 18.39 / 5.17)dB at link outbound. Difference assess the C/N tel and C/N req tel equal to 18.04 dB, and assess the C/N of data and C/N req data ( dBHz) equal to 6.99 dB at link inbound, while for the link of outbound assess the C/N tel and C/N req tel equal to 26.83 dB, and assess the C/N of data and C/N req data ( dBHz) equal to 15.77 dB, giving conclusion that system admit to give the margin for the possibility of worse.Keyword: rural, VSAT, acces method, modulation, C/N, power