Pariwisata mengalami tantangan signifikan selama pandemi Covid-19 yang menyebabkan
penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) pariwisata sebesar 56% di tahun 2020. Dalam upaya
memulihkan sektor pariwisata, strategi efektif diperlukan, salah satunya melalui promosi wisata
museum. Wisata museum, khususnya kegiatan museum date semakin populer di kalangan generasi
milenial. Museum date adalah kegiatan melihat koleksi museum dan mengambil foto atau video.
Banyak pengunjung memberikan ulasan di Google Maps tetapi data tersebut masih jarang
dimanfaatkan. Data ulasan tersebut memiliki informasi terkait pengalaman pengunjung museum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi emosi dan persepsi pengunjung museum di DKI
Jakarta berdasarkan ulasan di Google Maps. Metode NRC Emolex dan Support Vector Machine
(SVM) digunakan pada penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan lima objek museum memiliki
persentase emosi trust (21,88%), joy (20,92%), anticipation (18,52%), dan surprise (10,96%) lebih
tinggi dibandingkan dengan persentase emosi sadness (9,78%), fear (7,6%), disgust (5,24%), dan
anger (5,14%). Analisis persepsi berdasarkan keyword dominan di wordcloud menggambarkan
keberagaman fokus dan pendekatan objek museum. Jakarta History Museum memunculkan
keyword "bagus", "bersih", dan "ramai". Museum Nasional memunculkan keyword "bagus",
"bersih", dan "anak". Museum Bank Indonesia memunculkan keyword "bagus", "menarik", dan
"nyaman". Museum MACAN memunculkan keyword "bagus", "seni", dan "foto". Museum Wayang
memunculkan keyword "bagus", "anak", dan "menarik". Model SVM yang mengenali 8 emosi dan
data yang di-sampling menggunakan SMOTE serta seleksi fitur menghasilkan akurasi 83,3%, presisi
79,7%, recall 59,47%, dan F1-Score 66,21%. Meskipun akurasi tinggi dengan 79,7% tepat, model
menunjukkan nilai F1-Score rendah yang mengindikasikan model belum mampu menemukan pola
data dengan baik, terutama ditunjukkan dengan recall rendah.
Kata kunci: SVM, Metode Lexicon, Analisis Emosi dan Persepsi, Museum, Pemodelan Teks