Isu kekerasan berbasis gender di lingkungan kerja, khususnya terhadap perempuan, masih menjadi persoalan kompleks yang kerap dinormalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Perempuan yang bekerja di sektor informal seperti peternakan sering mengalami ketimpangan upah, beban kerja ganda, hingga pelecehan non-verbal akibat sistem kerja yang patriarkal. Melalui perancangan ini, penulis merancang penataan kamera dalam film pendek LAYU sebagai media edukasi sekaligus representasi isu tersebut, dengan menekankan tekanan sosial dan psikologis yang dialami tokoh utama. Perancangan dilakukan menggunakan metode kualitatif deskriptif, melalui wawancara, observasi lapangan, studi pustaka, serta referensi visual dari film-film bertema serupa. Gaya visual mengacu pada pendekatan semi-realis, dengan pencahayaan natural, teknik kamera handheld dan still, serta framing tertutup untuk membangun kesan tertekan dan terasing. Hasil perancangan menunjukkan bahwa film pendek dapat menjadi medium yang kuat dalam menyampaikan isu sosial secara emosional dan reflektif, serta membantu mendorong kesadaran penonton terhadap bentuk-bentuk kekerasan yang sering kali tidak kasat mata namun berdampak nyata.