Audit delay ialah keterlambatan dalam penyampaian laporan audit setelah berakhirnya periode pelaporan keuangan. Kondisi ini dapat mengganggu ketepatan waktu informasi yang dibutuhkan pemangku kepentingan serta menurunkan tingkat kepercayaan terhadap akuntabilitas dan transparansi perusahaan. Kendati demikian, studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor yang memengaruhi audit delay agar tidak terjadinya asimetri informasi, utamanya dalam konteks perusahaan terbuka.
Studi ini bermaksud guna menguji efek ukuran komite audit, keahlian keuangan dalam komite audit, dan reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap audit delay pada perusahaan sektor consumer cyclicals yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2023. Pendekatan yang diaplikasikan ialah kuantitatif dengan metode regresi data panel. Data sekunder didapati dari laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan melalui situs resmi BEI. Pemilihan sampel dilangsungkan dengan metode purposive sampling, alhasil didapati 46 perusahaan dengan total 230 observasi. Analisis data dilangsungkan dengan EViews 12.
Sebagaimana capaian, ditemukan bahwasanya ukuran komite audit, keahlian keuangan komite audit, dan reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan simultan berpengaruh signifikan bagi audit delay. Uji parsial menunjukkan bahwasanya hanya keahlian keuangan komite audit yang berdampak negatif signifikan bagi audit delay. Sementara itu, ukuran komite audit dan reputasi KAP tidak menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap keterlambatan proses audit.
Temuan memperlihatkan bahwasanya keahlian di bidang keuangan anggota komite audit punya andil krusial dalam mempercepat proses audit laporan keuangan, menggarisbawahi pentingnya kompetensi komite audit dalam memastikan efisiensi proses pelaporan dan pengawasan. Capaian studi ini harapannya bisa dijadikan landasan bagi perusahaan dalam memperkuat struktur pengawasan internal, utamanya pada aspek komposisi dan kualitas komite audit. Selain itu, temuan ini juga bisa dimanfaatkan investor serta regulator sebagai bahan penimbang menilai efektivitas tata kelola perusahaan.