25.04.3360
000 - General Works
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference
Antennas & Propagation
49 kali
Perkembangan teknologi komunikasi bergerak telah mencapai tahap transformatif dengan akan hadirnya konsep sistem <em>sixth generation of telecommunications</em> (6G) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konektivitas masa depan yang cepat, andal, dan aman. Tugas Akhir ini melakukan studi dan pengembangan sistem komunikasi 6G cerdas dengan fokus permasalahan pada: (i) tidak diketahuinya arsitektur <em>machine learning for channel estimation</em> yang optimal, yakni sederhana namun akurat, (ii) tidak diketahuinya <em>path loss exponent</em> 6G, dan (iii) tidak diketahuinya prinsip kerja E91 dan BB84 dan tidak diketahuinya kunci yang dihasilkan terhadap <em>practical parameters</em> seperti penyadapan dan kesalahan saluran. Sistem 6G diharapkan mampu menghadirkan keandalan, kapasitas, dan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya, terutama dalam menghadapi tantangan propagasi sinyal yang kompleks.<br /> <br /> Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Tugas Akhir ini mengusulkan tiga solusi utama, yaitu: (i) penerapan pembelajaran mesin untuk estimasi kanal secara adaptif, (ii) pengukuran <em>path loss</em> untuk mendapatkan <em>path loss exponent</em> 6G, dan (iii) penerapan protokol <em>quantum key distribution</em> (QKD) berbasis E91 untuk menjamin keamanan komunikasi kuantum masa depan. Metode pembelajaran mesin yang dievaluasi untuk mengestimasi kanal adalah <em>long short-term memory</em> (LSTM) dan <em>fully connected deep neural network</em> (FDNN). Pengukuran <em>path loss</em> dilakukan dengan variasi jarak 50-500 m dengan kelipatan 50 pada frekuensi 4.4–4.8 GHz. Kami juga mensimulasikan protokol E91 dalam skenario dunia nyata yang melibatkan penyadapan dan kesalahan pada saluran kuantum.<br /> <br /> Hasil penelitian menunjukkan bahwa model LSTM dengan satu <em>hidden layer</em> dan 16 <em>neurons</em> mampu menghasilkan <em>channel estimation</em> dengan kinerja <em>bit error rate</em> (BER) dan <em>frame error rate</em> (FER) yang setara dengan hasil estimasi <em>perfect channel estimation</em>. <em>Path loss exponent</em> 6G menghasilkan (i) nilai <em>n </em>2.48 untuk skenario <em>line of sight</em> (LOS) dan 2.69 untuk skenario <em>non-line of sight</em> (NLOS) pada Frekuensi 4.4 GHz, (ii) nilai <em>n</em> sebesar 2.45 (LOS) dan 2.62 (NLOS) pada pada Frekuensi 4.5 GHz, (iii) pada Frekuensi 4.6 GHz nilai <em>n</em> sebesar 2.51 (LOS) dan 2.61 (NLOS), (iv) nilai <em>n</em> sebesar 2.54 (LOS) dan 2.59 (NLOS) pada Frekuensi 4.7 GHz, dan (v) nilai <em>n</em> sebesar 2.55 (LOS) dan 2.66 (NLOS) untuk Frekuensi 4.8 GHz dengan menggunakan metode <em>curve fitting</em> dari pengukuran lapangan. Kemudian, protokol E91 menghasilkan lebih sedikit kunci dibanding BB84, namun menawarkan keamanan lebih tinggi berkat pemanfaatan Pertidaksamaan Clauser-Horne-Shimony-Holz (CHSH) tanpa memerlukan proses verifikasi tambahan. Selain itu, penyadapan maupun kesalahan saluran dapat berdampak pada berkurangnya jumlah kunci yang dihasilkan selama proses produksi kunci. <br /> Kata kunci: 6G, <em>channel estimation</em>, <em>path loss</em> eksponen, <em>quantum cryptography</em>.
Tersedia 1 dari total 1 Koleksi
Nama | IQBAL FADHLILLAH |
Jenis | Perorangan |
Penyunting | Khoirul Anwar, Gelar Budiman |
Penerjemah |
Nama | Universitas Telkom, S1 Teknik Telekomunikasi |
Kota | Bandung |
Tahun | 2025 |
Harga sewa | IDR 0,00 |
Denda harian | IDR 0,00 |
Jenis | Non-Sirkulasi |