24.04.5526
620 - Engineering and allied operations
Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference
Tugas Akhir
65 kali
Perancangan Telkom University Landmark Tower (TULT) berfokus pada konsep green dan smart building. Smart building mengintegrasikan teknologi IoT untuk efisiensi operasional dan optimalisasi penggunaan energi. Gedung TULT difasilitasi throughput 20 Gbps untuk 2 distribution switch, 19 access switch, dan 295 access point. Namun, banyaknya mahasiswa yang menggunakan jaringan ketika ujian bersama menyebabkan kebutuhan trafik melebihi throughput yang disediakan, mengakibatkan penurunan kualitas jaringan. Sementara green building memperhatikan efisiensi energi ramah lingkungan, kesehatan, dan kenyamanan penghuni. Tingginya konsentrasi CO2 disebabkan oleh banyaknya aktivitas mahasiswa di dalam ruangan dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi para civitas akademika.<br /> Setiap lantai di gedung TULT disediakan throughput 1 Gbps, untuk 16 access point. Berdasarkan FGD dengan PuTI kebutuhan trafik setiap lantai dapat dikatakan mencukupi, tetapi throughput yang didapatkan setiap mahasiswa dapat dikatakan kecil yaitu 1,38 Mbps. Maka usulan untuk menjawab permasalahan dari kecilnya throughput per mahasiswa yaitu penggunaan teknologi X-GPON atau 10 Gigabit Passive Optical Network. Dengan menghitung kelayakan dan performa sistem X-GPON dapat meningkatkan throughtput setiap lantai yang awalnya hanya 1 Gbps menjadi 2 Gbps. Untuk menjawab permasalahan konsentrasi CO2 diperlukan merancang sistem deteksi CO2 menggunakan PWM Infrared Carbon Dioxide Sensor dan mikrokontroler Arduino Uno. Sistem dapat mendeteksi dan menampilkan informasi tingkat CO2 di dalam gedung melalui Liquid Crystal Display (LCD), serta buzzer sebagai indikator suara yang mengirimkan peringatan ketika tingkatnya melebihi ambang batas yang ditetapkan.<br /> Berdasarkan pengujian kelayakan syarat Link Power Budget, dengan daya transmisi manual sebesar –5.072 dBm untuk downstream dan –5.367 dBm untuk upstream, serta simulasi sebesar –8.015 dBm untuk downstream dan –8.544 dBm untuk upstream, yang keduanya masih di atas batas minimum PT. Telkom (-28 dBm). Bit error rate (BER) harus kurang dari 10-9, dengan perhitungan manual menunjukkan nilai downstream 0,0012628 x 10-9 dan upstream 0,0189647 x 10-9, sementara simulasi menunjukkan nilai 0. Kalkulasi Q-Factor manual terpenuhi dengan downstream 19,398 dan upstream 18,660, melebihi Q-Factor ideal minimal 6. Di sisi lain, hasil kalibrasi menunjukkan hubungan linier yang kuat antara nilai sensor dan nilai kalibrasi, dengan nilai slope sensor mendekati ideal (1), yaitu 0,987 untuk sensor 1 dan 0,9472 untuk sensor 2. Kalibrasi sensor CO2 meningkatkan keakuratan pengukuran konsentrasi CO2 secara signifikan, dari 88% menjadi 97% untuk sensor 1 dan dari 84% menjadi 90% untuk sensor 2. Bitrate pengiriman data sebesar 832,00 bps dan delay rata-rata pengiriman sebesar 0,034 detik dapat dikatakan sangat bagus menurut standar THIPON.<br /> Kata kunci : Green and Smart Building, evaluasi jaringan fiber optik, PWM Infrared Carbon Dioxide Sensor.
Tersedia 1 dari total 1 Koleksi
Nama | MUHAMMAD FARHAN |
Jenis | Perorangan |
Penyunting | Erna Sri Sugesti, Akhmad Hambali |
Penerjemah |
Nama | Universitas Telkom, S1 Teknik Telekomunikasi |
Kota | Bandung |
Tahun | 2024 |
Harga sewa | IDR 0,00 |
Denda harian | IDR 0,00 |
Jenis | Non-Sirkulasi |