ANALISIS PERSEPSI FRAUD HEXAGON TERHADAP ASSET  MISAPPROPRIATION (Studi Kasus: RSUD OTO ISKANDAR DI NATA)

YASINTA RIZKI AMALIA

Informasi Umum

Kode

23.04.5823

Klasifikasi

657.0285 - Data Processing and Analysis of Accounting/Pengolahan dan Analisa Data di Bidang Akuntansi

Jenis

Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Subjek

Fraud

Dilihat

111 kali

Informasi Lainnya

Abstraksi

<p>Fraud merupakan isu penting yang menarik atau mencuri banyak perhatian media, karena fraud merupakan entitas yang tidak mudah dihindari oleh perusahaan di dunia modern. ACFE melaporkan bahwa presentasi kasus penyalahgunaan aset pada tahun 2022 sebesar 86% dan merupakan skema fraud paling tinggi dibandingkan dengan korupsi dan kecurangan laporan keuangan. Teori fraud hexagon adalah pengembangan dan penyempurnaan dari teori fraud triangle, fraud diamond dan fraud diamond. Teori fraud hexagon disebut dengan S.C.C.O.R.E. model yang terdiri dari komponen yaitu Stimulus (tekanan), Capability (kemampuan), Collusion (kolusi), Opportunity (kesemptan), Rationalization (rasionalisasi), dan Ego. Penelitian ini bertujuan untuk bukti empiris tentang faktor fraud hexagon yang melatarbelakangi penyalahgunaan aset di RSUD Oto Iskandar Di Nata. Populasi dalam penelitian terdiri dari 61 pegawai tenaga administrasi dan teknis salah satu RSUD Oto Iskandar Di Nata. Metode sampel yang diterapkan adalah non-probability sampling dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut: (1) Pegawai tetap, (2) Lama bekerja min 1 tahun dan (3) Pegawai yang bekerja di bagian administrasi dan teknis. Sampel dihitung menggunakan rumus slovin sehingga didapat angka 40, namun sampel yang digunakan sebanyak 54 orang, sehingga jumlah sudah memenuhi syarat. Berdasarkan hasil olah data dengan 54 responden pada RSUD Oto Iskandar Di Nata menghasilkan kesimpulan variabel pressure, variabel, dan variabel capability berpengaruh positif terhadap asset misappropriation. Variabel collusion berpengaruh negatif terhadap asset misappropriation. Sedangkan variabel rationalization dan variabel arrogance tidak memiliki pengaruh terhadap asset misappropriation. Penelitian selanjutnya disarankan untuk membagikan kuesioner secara online tujuannya untuk memperluas cakupan wilayah populasi dan sampel penelitia agar dapat memperoleh informasi dan data lebih banyak.</p>

<p>Kata Kunci: Arrogance; asset misappropriation; capability; collusion; fraud hexagon; opportunity; pressure; rationalization</p>