Studi Tentang Dampak Ketimpangan Digital Terhadap Mobile Banking Di Kabupaten Kerinci
PUTRI NADILA CAHYANI

Informasi Umum

Kode

23.04.3865

Klasifikasi

332.17 - Banking services

Jenis

Karya Ilmiah - Skripsi (S1) - Reference

Subjek

Banking Services, Perbankan,

Dilihat

316 kali

Informasi Lainnya

Abstraksi

<p>Perkembangan industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam perilaku masyarakat terhadap teknologi digital. Di Indonesia, hampir 99,7% penduduk telah menggunakan internet sebagai sarana untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan menjalankan berbagai aktivitas online. Internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mempengaruhi berbagai aspek termasuk cara berbelanja, mencari informasi, dan berinteraksi dengan layanan keuangan.</p>

<p>Dalam konteks ini, penggunaan internet telah menghasilkan perkembangan penting dalam bentuk mobile banking. <em>Mobile banking</em> telah menjadi fenomena yang semakin umum, di mana masyarakat dapat mengakses dan mengelola rekening bank mereka melalui perangkat mobile seperti <em>smartphone</em>. Dengan fitur-fitur seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan pengecekan saldo, mobile banking telah menjadi gaya hidup yang memudahkan dan mempercepat transaksi keuangan sehari-hari.</p>

<p>Di Kabupaten Kerinci, salah satu daerah pengekspor kopi terbaik di Indonesia, masyarakat juga terpengaruh oleh perkembangan ini. Sebagai sektor pertanian yang penting, daerah ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, ketika datang ke penggunaan <em>mobile banking</em>, masih ada ketimpangan <em>digital</em> yang perlu diperhatikan. Kendala seperti ketidakmerataan akses internet dan masalah jaringan telah membuat sebagian masyarakat Kabupaten Kerinci belum bisa sepenuhnya mengadopsi layanan keuangan online.</p>

<p>Untuk memahami dan mengatasi ketimpangan <em>digital</em> tersebut, sebuah penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini fokus pada empat variabel penting, yaitu motivasi, akses materi fisik, keterampilan penggunaan <em>mobile banking</em>, dan tingkat penggunaan secara keseluruhan. Selain 4 variabel tersebut terdapat variable moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>. Metode <em>nonprobabilitas</em> dan teknik purposive data sampling digunakan untuk memilih sampel yang representatif dari populasi. Melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci.</p>

<p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut memiliki dampak signifikan terhadap penggunaan mobile banking di Kabupate Kerinci. Hal ini menunjukkan bahwa, secara umum, tidak ada ketimpangan digital dalam penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci. Namun, ketika mempertimbangkan variabel moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>, ditemukan perbedaan dalam pandangan dan tingkat adopsi <em>mobile banking</em>. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pemerintah dan lembaga perbankan dalam mengatasi hambatan yang terkait dengan ketimpangan digital dan meningkatkan pemahaman konsumen tentang manfaat serta keuntungan yang terkait dengan penggunaan <em>mobile banking</em>.</p>

<p>Perkembangan industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam perilaku masyarakat terhadap teknologi digital. Di Indonesia, hampir 99,7% penduduk telah menggunakan internet sebagai sarana untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan menjalankan berbagai aktivitas online. Internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mempengaruhi berbagai aspek termasuk cara berbelanja, mencari informasi, dan berinteraksi dengan layanan keuangan.</p>

<p>Dalam konteks ini, penggunaan internet telah menghasilkan perkembangan penting dalam bentuk mobile banking. <em>Mobile banking</em> telah menjadi fenomena yang semakin umum, di mana masyarakat dapat mengakses dan mengelola rekening bank mereka melalui perangkat mobile seperti <em>smartphone</em>. Dengan fitur-fitur seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan pengecekan saldo, mobile banking telah menjadi gaya hidup yang memudahkan dan mempercepat transaksi keuangan sehari-hari.</p>

<p>Di Kabupaten Kerinci, salah satu daerah pengekspor kopi terbaik di Indonesia, masyarakat juga terpengaruh oleh perkembangan ini. Sebagai sektor pertanian yang penting, daerah ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, ketika datang ke penggunaan <em>mobile banking</em>, masih ada ketimpangan <em>digital</em> yang perlu diperhatikan. Kendala seperti ketidakmerataan akses internet dan masalah jaringan telah membuat sebagian masyarakat Kabupaten Kerinci belum bisa sepenuhnya mengadopsi layanan keuangan online.</p>

<p>Untuk memahami dan mengatasi ketimpangan <em>digital</em> tersebut, sebuah penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini fokus pada empat variabel penting, yaitu motivasi, akses materi fisik, keterampilan penggunaan <em>mobile banking</em>, dan tingkat penggunaan secara keseluruhan. Selain 4 variabel tersebut terdapat variable moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>. Metode <em>nonprobabilitas</em> dan teknik purposive data sampling digunakan untuk memilih sampel yang representatif dari populasi. Melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci.</p>

<p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut memiliki dampak signifikan terhadap penggunaan mobile banking di Kabupate Kerinci. Hal ini menunjukkan bahwa, secara umum, tidak ada ketimpangan digital dalam penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci. Namun, ketika mempertimbangkan variabel moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>, ditemukan perbedaan dalam pandangan dan tingkat adopsi <em>mobile banking</em>. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pemerintah dan lembaga perbankan dalam mengatasi hambatan yang terkait dengan ketimpangan digital dan meningkatkan pemahaman konsumen tentang manfaat serta keuntungan yang terkait dengan penggunaan <em>mobile banking</em>.</p>

<p>Perkembangan industri 4.0 telah membawa perubahan besar dalam perilaku masyarakat terhadap teknologi digital. Di Indonesia, hampir 99,7% penduduk telah menggunakan internet sebagai sarana untuk mengakses informasi, berkomunikasi, dan menjalankan berbagai aktivitas online. Internet telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat, mempengaruhi berbagai aspek termasuk cara berbelanja, mencari informasi, dan berinteraksi dengan layanan keuangan.</p>

<p>Dalam konteks ini, penggunaan internet telah menghasilkan perkembangan penting dalam bentuk mobile banking. <em>Mobile banking</em> telah menjadi fenomena yang semakin umum, di mana masyarakat dapat mengakses dan mengelola rekening bank mereka melalui perangkat mobile seperti <em>smartphone</em>. Dengan fitur-fitur seperti transfer dana, pembayaran tagihan, dan pengecekan saldo, mobile banking telah menjadi gaya hidup yang memudahkan dan mempercepat transaksi keuangan sehari-hari.</p>

<p>Di Kabupaten Kerinci, salah satu daerah pengekspor kopi terbaik di Indonesia, masyarakat juga terpengaruh oleh perkembangan ini. Sebagai sektor pertanian yang penting, daerah ini telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun, ketika datang ke penggunaan <em>mobile banking</em>, masih ada ketimpangan <em>digital</em> yang perlu diperhatikan. Kendala seperti ketidakmerataan akses internet dan masalah jaringan telah membuat sebagian masyarakat Kabupaten Kerinci belum bisa sepenuhnya mengadopsi layanan keuangan online.</p>

<p>Untuk memahami dan mengatasi ketimpangan <em>digital</em> tersebut, sebuah penelitian dilakukan di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini fokus pada empat variabel penting, yaitu motivasi, akses materi fisik, keterampilan penggunaan <em>mobile banking</em>, dan tingkat penggunaan secara keseluruhan. Selain 4 variabel tersebut terdapat variable moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>. Metode <em>nonprobabilitas</em> dan teknik purposive data sampling digunakan untuk memilih sampel yang representatif dari populasi. Melalui pengumpulan data menggunakan kuesioner, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci.</p>

<p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut memiliki dampak signifikan terhadap penggunaan mobile banking di Kabupate Kerinci. Hal ini menunjukkan bahwa, secara umum, tidak ada ketimpangan digital dalam penggunaan mobile banking di Kabupaten Kerinci. Namun, ketika mempertimbangkan variabel moderasi seperti jenis kelamin <em>(</em><em>gender</em><em>)</em><em>,</em> usia <em>(age)</em>, dan tingkat pendidikan <em>(education)</em>, ditemukan perbedaan dalam pandangan dan tingkat adopsi <em>mobile banking</em>. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pemerintah dan lembaga perbankan dalam mengatasi hambatan yang terkait dengan ketimpangan digital dan meningkatkan pemahaman konsumen tentang manfaat serta keuntungan yang terkait dengan penggunaan <em>mobile banking</em>.</p>

• SM231023 - MARKETING MANAGEMENT

Koleksi & Sirkulasi

Tersedia 1 dari total 1 Koleksi

Pengarang

Penerbit

Sirkulasi

Download / Flippingbook